project of mind-uprising!!!

raise ur hand...................
sebuah pemikiran, sebuah harapan, pemaparan tentang apa yang telah usai, semua yang sedang terjadi atau semua yang akan terjadi, sebuah cerita... kebenaran, kebohongan, kepahitan, kebahagian, realita semu atau sekedar pelarian akan berputarnya roda waktu yang tergulir dalam sebuah lembaran - lembaran halaman yang tergores guratan hitam pena sang aryoz, sebuah torehan cerita yang mungkin belum cukup pantas untuk disisipkan dalam lembaran sejarah..... sekedar petualangan pemikiran saja....... welcome to mind exploration!


Saturday, June 20, 2009

Dekadensi rasa (manusia).....

Rasa sesal adalah rasa yg paling ampuh dari semua rasa suka atau tidak, sedih dan penyangkalan logika menyatu jadi satu dan terbungkus dalam sebuah amarah. Tidak harus dengan berteriak memaki serta mengumpat, namun rasa itu cukup terjemahkan dalam langkah gontai dan pemikiran yg mengusik ruang batin dalam hati.

Pertautan mutualis sebuah aksi dan friksi akan hal – hal yg memang tak tersebut secara verbal yaitu hanya terdiam. Sembari otak terus menelaah akan kata yg harus terucap atau tidak dengan semuai andai dalam putaran waktu.

Rasa itu masih saja mengusik, menghinggapi dan terus menggoda untuk dimulai, yakni pertikaian, perdebatan yang mungkin tanpa arti dan hanya ambisi belaka. Sedang rasa yg lain pun tak ubahnya kaum oportunis yg suka banget mem provokasi telinga kanan dan kiri akan aksi eksistensi diri bahwa keberadaan manusia semata hanyalah untuk memberi kepuasan puncak pada perbuatan bodoh tak bertanggung jawab dan sangat kekanak – kanakan.

Ke-AKU-an manusia akan keinginan untuk menang sendiri dan membuat kompromi hayalah pilihan yg tak pernah benar – benar menjadi sebuah alternatif adalah realita. Biarkan saja yg lain mengerti dan mengalah namun tidak dengan EGO yg tak lain adalah juara dalam pertarungan dengan napsu sebagai wasit. Sebuah permainan yg tak pernah dapat kita menangkan, bahkan hanya untuk bermain seri masihlah menjadi mimpi.

Sangat sederhana. Namun membuat seluruh Negara Jiwa dalam keadaan siaga satu.

rasa itu...

Aku tahu apa yang menjadi ingin-mu dan tentu saja aku tahu apa yg menjadi ingin-ku,
karena apa yg kau rasa adalah apa yg ada di dalam hatiku.
Aku tahu bahwa semua getaran – getaran dalam hatimu adalah cahaya putih yang terang bersinar, karena getaran itu adalah obor yg menerangi jalan dalam rongga – rongga sempit otak kiriku.
Yang kau mau bukanlah ini, meski ini adalah traffic light dalam perjalanan hidup kita. Melaju saat hijau dan bersiap untuk mengurangi kecepatan ketika kuning berkedip hingga kemudian berhenti seluruhnya waktu si merah menyala.
Yang kumau juga bukan ini meski ini adalah hak sang juara pada audisi peran utama yg telah engkau menangkan dalam pementasan di awang - awang

Bagaimana dengan itu...

Aku paham sepenuhnya bilamana waktu yg berbunga adalah satu – satunya adegan dimana kita bersua dalam rasa
aku juga menikmati seutuhnya ketika desahan lembut sore hari menyibakkan gelap malam agar kita senantiasa takluk dalam rayu dan sentuh buai rembulan
itu adalah ungkapan tanpa suara sang kusir penunggang kereta kuda yg terus memacu untuk berusaha mengalahkan waktu

sebuah kesia – siaan.....

jangan pernah kau kira aku tak mengayuh menuju pulau itu, karena sesungguhnya aku telah mengayuh dan berhenti di pulau sebelah hanya untuk memandang sinaranmu
kubiarkan saja segala rasa itu seakan – akan hanyalah rindu untuk selamanya sebab aku menunjukkan kepada sang waktu jika aku juga bisa berhenti dan menunggu dan bukan terus melaju

jangan pernah pernah kau duga bahwa rasa itu.. tak ada

jangan pernah engkau mencari rasa itu... untuk melihatnya
karena rasa itu telah menyatu dalam hembusan nafasku yang cukup kau hirup dan rasakan sesungguhnya.....