project of mind-uprising!!!
sebuah pemikiran, sebuah harapan, pemaparan tentang apa yang telah usai, semua yang sedang terjadi atau semua yang akan terjadi, sebuah cerita... kebenaran, kebohongan, kepahitan, kebahagian, realita semu atau sekedar pelarian akan berputarnya roda waktu yang tergulir dalam sebuah lembaran - lembaran halaman yang tergores guratan hitam pena sang aryoz, sebuah torehan cerita yang mungkin belum cukup pantas untuk disisipkan dalam lembaran sejarah..... sekedar petualangan pemikiran saja....... welcome to mind exploration!
Saturday, March 19, 2011
walking along the way
Thursday, March 3, 2011
akhiran itu sebuah awal.
hujan gerimis menggelitik dg bingkai awan memerah di pinggir jalan dengan suasana tidak begitu gaduh bersama teman menghabiskan saat terakhir di tahun 2010. menuju sebuah perbincangan akan semua.. ya semuanya, situasi yg ada, orang disekitar kita, pencapaian hingga segala pertanyaan yang masih menggelora dalam pikiran.
permasalahan... kehidupan kita senantiasa diwarnai masalah, mereka yang tidak bermasalah pun menurut saya justru mereka yang memiliki masalah sangat besar. pencarian adalah substansi, mengapa dan kenapa..? lalu bagaimana..? senantiasa terkeluak dan meraja hati kita. semua pertanyaan itu siapa yang bisa menjawabnya!... secara pasti! saya bilang tidak ada.... karena kita hanya memiliki sebuah kisi - kisi dan menfsirkan akan bagaimana kita memperoleh jawabannya. perbincangan semisal....
waktu yang tergulir, siapa yg bisa memutar kembali.. termaktub dan tertulis meski tidak secara eksplisit namun hal itu ada kok... tinggal bagaimana kita menyikapinya. saya pun berujar, ya kita harus menyikapinya dengan bijak. satu yang masih saya ingat. " semua cerita orang tentang orang kaya mengacu pada kesuksesan, orang yg sukses adalah orang yang teratur dan disiplin dalam mengelola waktu... pasti tentunya! meski sulit dengan berbagai realita yang ada tetap berpatokan pada usaha kita... jangan mengeluh dan menggerutu akan sebuah hasil tatkala kita tidak melakukan apa2.
tanpa sadar perbincangan kita menarik seorang pendengar yang meski sedang asyik mengayunkan kipas pada sebuah jagung di atas pembakaran ternyata menyimak perbincangan kita dengan serius... serta menikmatinya! hahaha.. kita pun tertawa dan sedikit nyengir. bagaimanapun, obrolan kita bisa saja hanyalah bualan besar atau sebuah pencerahan.
hehehe... kita pun kembali diusik awan yg semakin kencang mengucurkan tangisnya.
dari setiap kita sudah pasti menyisakan tanya... ragu dan semua wacana yang tertoreh oleh aspirasi.
entah itu disadari atau tidak. "alam bawah sadar" begitu ucap kawan saya.
okay, setidaknya semua problematika tersebut membuat kita tercerahkan bahwa hari esok menanti akan laku kita, setidaknya itu sikap kami dalam menatap waktu yang akan datang.
eksistensi kami sebagai sesama wirausahawan melatari untuk bisa memotivasi dan menetapkan kan langkah, karena banyak insan yang mengharapkan kita untuk menunjukkan jalan... kedepan... semoga...!
stay positive and keep moving forward! success always!
kursi panas
betapa menarik melihat semua melaju dalam waktu dan kita hanya memandang dari sebuah kursi yang tidak akan bergerak.
andai saja seperti itu, namun kita semua adalah hamba dimana peran telah diberikan pada setiap kita untuk dilakonkan. nicky pun bertutur bahwa ini semua adalah panggung sandiwara. beberapa dari kita berpura - pura, beberapa pun bertopeng, sudah cukup susah peran yang harus kita lakoni tanpa topeng namun banyak dari kita yang menikmati adanya.
bagai uang logam yang terjatuh dilantai, menggelincir dan terus berputar... seiring waktu koin itu akan berhenti pada satu sisi yang harus diterima... menang atau kalah... wow! apakah hidup ini sebuah pertaruhan.. sometime it does!
bisa saja bagai sebuah roda yang terus berputar dalam poros untuk bergulir maju.. adakalanya diatas dan adakalanya kita dibawah... oh betapa menyenangkannya masa lalu.. sampai kita lupa kita hidup saat ini untuk menuju masa depan, tanpa disadari kita masih saja berandai akan kejayaan masa lalu kita.
bagaimana dengan kepercayaan... bagaimana memang!
ada saat dimana rasa percaya melandasi keyakinan kita pada sebuah persahabatan, meski waktu yang terberai dengan segala kisah, harapan, permasalahan serta kenyataan membuyarkan segala makna yang telah ada. apakah berarti.. apakah setimpal jika hanya berujung pada materi yang melandasi kita untuk berseberangan.
namun bukan itu... tidak hanya itu.. esensi seringkali sangat - sangat sensitif namun mereka yang terkaburkan lalai dan menelantarkannya begitu saja.
semisal ; apa jadinya kita saat ini. apakah hebat.. iya mungkin, bagaimanapun keahlian kita bertambah dari waktu ke waktu namun bukan berarti membuat kita lebih bijak, iya kita terlena oleh godaan sebuah status.. atau saja kita hanya berubah menjadi brengsek bagi siapapun tanpa disadari.
meski banyak disekitar yang terus berujar demi kebaikan malah kita menghardiknya... sial! betapa rendahnya!
ok.. lalu soal idealisme... apakah itu sebuah persoalan!. bisa iya bisa tidak.
ya mungkin saya lelah dengan segala sedu sedan itu, mereka berkoar akan idelisme.. sebuah perjuangan.. sebuah niatan suci yang berlandaskan perilaku yang solid.. jika memang itu mewujudkan sebuah hasil tidak apa -apa, jika tidak!
idealis dan egois itu sangatlah tipis... seringkali idealisme hanyalah perbudakan ambisi kita pada ketidakmampuan kita untuk evaluasi diri... ngaca donk! salah seorang nyelethuk!
trus sapa yang benar! lho apakah semua ini untuk memperdebatkan siapa yang benar atau siapa yang salah, meski sebenarnya kita mencari siapa yang bisa kita jadikan kambing hitam. hahaha..
manusiawi kok.. atau hewani... sial! rakus dan selalu lapar akan semua untuk dikonsumsi... sampai kapan! wadoow saya sendiri tidak tahu.. bukannya saya berharap duduk pada sebuah kursi yang tak akan beranjak.
okay kita kembali dengan apa yang paling mengesalkan... hmm.. iya terdiam. sebenarnya tidak hanya diam dan do nothing, namun kita terdiam pada saat kita harusnya bertindak dan berdiri melawan. piuuhh apa daya.. terkadang kita harus menerima betapa kerasnya seseorang untuk sekedar melapangkan egonya yang biadab.
lalu dengan mudah kita hanya berujar "ya gimana lagi, orangnya emang gitu.. biar!" ... apa cukup semua berubah jadi baik dengan sekedar kata biar..
ya inilah sebuah konspirasi masal diantara kita dengan membiarkan saja semuanya.
lalu apa yang harus kita lakukan? hmm.. susah juga. karena keadilan bukan untuk setiap orang, namun untuk semua orang. apakah ini hakikat demokrasi. hmm... dari tadi banyak hmm nya...
jangan kuatir,.,,, bukan anda atau saya yang bermasalah tatkala keadaan membuat kita bergumam. karena memang bangsa ini pun sebenarnya telah bergumam sejak lama. berdecak kagum akan prestasi anak bangsa dengan kepandaiannya mencuri hak - hak rakyatnya.
lalu bagiamana?
lho kok tanya lagi. sudah jangan bingung dan terus mengamini semuanya, apalagi membiarkan.
lepaskan saja dan mulailah.
mulai apa? ya mulailah untuk evaluasi diri. jadilah lebih baik.
okay.. apa yang harus kita rubah?
kenapa tidak dari kamu sendiri dulu.
Saturday, February 12, 2011
Monday, September 28, 2009
LOVE... for better or worse atau hanya sekedar MASTURBASI..
Q: "lho kenapa kamu putus sama dia?"
A : "ya gimana lagi.. uda engga sejalan"
"engga tahu kenapa.... our love is fade away!
"kita beda prinsip (baca sudut pandang)"
"susah untuk berkomunikasi dengan dia"
"aduh gimana yah.... dia orangnya keras!"
dan berbagai jawaban lainnya... (oia alasan selingkuh tidak disebut oleh karena akan melebar dari konteks dan akan dibahas pada bagian tersendiri, pembahasan lebih kepada "ketika cinta berakhir" tanpa harus disertai oleh keberadaan pihak ketiga.)
okay, mari mulai dari dasar dari pada sebuah hubungan, ketertarikan fisik (atao lebih umum disebut chemistry), kita menyukai sesorang tentu tak terlepas dari eksistensi dari pada sesuatu yg melekat dari pada individu tersebut, sebut saja cantik / tampan, sexy and good looking.. fashionable dan berbagai citra secara fisik yang dapat kita nikamati secara kasat mata dalam sebuah teropong visual kita dalam menyukai seseorang.
seiring waktu kemudian cinta berjalan dan berbagi cerita akan hitam putihnya kehidupan, kenyataan menghampiri serta semua warna akan senang, sedih, dusta, dan wujud nyata akan dua insan yang berbeda mulai tampak dan memunculkan problematikanya sendiri - sendiri. semua yang terucap dan terlaku adalah puzzle yang harus dipecahkan dalam keberadaan komitmen itu sendiri, wanita dengan dunia "sensi" sedang lelaki sibuk dengan dunia "ke-AKU-annya" menjadi tantangan tersendiri untuk melalui rintangan didalam cinta. apakah akan ada kompromi untuk bersama - sama melaluinya ataukah yang ada hanya "ingin-KU dan ingin-MU" sehingga KITA pun termarjinalkan. yup this is the time when LOVE is fade away and covered with ANGER...
terkadang kita sibuk dengan "kenapa sih dia engga mau ngertiin aku" meski sebenarnya kita juga masa bodoh dengan keinginannya, "kenapa sih dia tidak pernah mau mendengarkan" disaat kita terlalu sibuk "berisik" agar selalu didengarkan, "Kenapa sih dia selalu mau menang sendiri" tatkala realitanya kita selalu menuntut agar segala keinginan terpenuhi tanpa pernah nyadar bahwa pasangan kita juga memiliki keinginan yang harus dihormati. saat dimana komunikasi tidak berjalan 2 arah dan hanya pesan amarah yang terkirim tanpa rasa. iya segala rasa cinta dimana semua ini berawal. seringkali semua perbuatan bodoh kita lakukan hanya untuk menyakiti pasangan kita, meski berulang telah diingatkan namun tak pernah benar - benar kita internalisasi sampai akhirnnya semuanya telah BERAKHIR...
"yes we are FAILED to communicate" adalah kenyataan yang telah terkaburkan melalui segala ego dan perilaku selfish kita. banyak yg berpendapat bahwa rasa cinta adalah sebuah hal yang misterius dan penuh dengan teka - teki, bagaimanapun ini menyangkut 2 beda yang bersama. iya lelaki dan wanita, terkait dengan semua perbandingan antara menggunakan LOGIKA dan PERASAAN...bagaimanapun ini hanya BULLSHIT belaka.. sebagai pembenaran akan betapa kita enggan untuk kompromi dan menyikapi konflik secara bijak.
beberapa kutipan : mencintai bukanlah merubah seseorang agar menjadi seperti kita, karena hanya menjadikan kita melihat cermin diri kita, mencintai bukan untuk menyatukan dua beda menjadi satu kesamaan melainkan bagaimana berjalan bersama dalam perbedaan yang ada, mencintai bukanlah mencintai seseorang yang sempurna, namun mencintai seseorang yang tidak sempurna dengan sempurna. cinta adalah tumbuh bersama dalam segala kekurangan dan keterbatasan, mencintai adalah saling mengisi kekosongan... sesaat terdengar naif.. segala idealisasi akan sebuah hubungan, harus diakui bahwa saya sebagaimana anda hanyalah pribadi yang masih harus terus mengambil hikmah akan segala kesalahan. terlepas betapa bodoh dan konyolnya kita.... dari satu hati ke hati yang lain... setidaknya kita bisa memaknai segala yang ada untuk menjadikan kesempatan berikutnya menjadi lebih baik..
jika tidak... kita hanyalah memuaskan ambisi, EGO tanpa pernah puas selayaknya masturbasi...
Saturday, September 26, 2009
be yourself...
wanna fix things... fix illness of the mother land... fix the world.. what can we do.. me, you, them and all of us... as mahasiswa that so called the agent of change... 4 me.. just play ur part.. even hard, rough.. and through the endless dessert and steep hill.. just try to be better... make things better... started with everything around us... one step of at a time... let the world turn by... let all the chaotic run through... but never... ever... let ur mind die... ...
Thursday, September 24, 2009
notification!
hanya mencoba bermain dengan ruang sempit dalam otak kanan yang logis dan terkadang naif secara kompleks dan rumit yang terjemahkan dalam tuturan cerita pendek... iya pendek... atao bisa dibilang sangat pendek sekali
oleh karena itu cukup disebut dengan CERPENs version alias Cerita Pendek Sekali . . . . .
enjoy..
"Till Facebook Do Us Part" CERPENs version
pada suatu kala maryono & indriyatun adalah sepasang kekasih yg berjanji untuk bersama sehidup semati.. setelah dirasa Gale City (a.k.a Trenggalek) tak lagi mewadahi aspirasi, mereka pindah ke metropolis dg harapan menyerta, tinggal d sebuah kos2an dan bekerja d sebuah department store membuat ke2nya berubah nama jd mario & inka, tingkat ekonomi meningkat, gaya hdup beranjak, mereka pun membaur dan menjadi sepasang kekasih metro pada umumnya, dandanan yg lg uPdate serta tren terbaru dengan aktif mereka ikuti, semerbak BLV dan hp seperti BB (baca Nexian) slalu menemani.
online setiap saat dan hengot everyday adalah bagian keseharian mereka, tak ubahnya musim buah saat ini, fesbuk pun menjadi media untuk dikenal dalam gemerlap metro dan cara memperoleh status AGM alias anak gaul metro, yak, mau ini update, setelah begni update, mau ngapa - ngapain update, ya cermin hidup saat ini, namun diantara putaran lifestyle ini, ternyata mario sangat jauh tertinggal, selain ia orang yg berprinsip dan berkpribadian humble, baginya putaran kehidupan metro terasa merubahnya jd hewan, tak jarang mereka bertengkar, sebab atun alias inka semakin doyan party.
hampir setiap hari inka pulang pagi bersama teman2nya, setelah semalam hengot di pelbgai resto n cafe, namun inka malah marah serta melarang mario agar tdk lagi memanggilnya atun, begitu rutinitasyg dilakukan inka stiap hari, kerja trus party dan sampai rumah pun yg durusi oleh inka hanya posting wall dan update status, tak ayal hubungan mereka diambang prahara, cinta yg telah bertahun2 lamanya sejak dari Gale City akhirnya berakhir dg umpatan. ''apa si mas? resek bnget ah, ga penting tauk.. aku inka dan bukan indriyatun'' ''udah ah aq mau ke spa'' lalu inka berlalu dengan legging hitam ketat dan mario pun sedih.
ditengah2 badai dalam hubungan mereka, inka dengan citra diri yang telah ber-evolusi, ia menjadi lebih percaya diri dan berani teRang2an bmain gila dengan jimmy yg tak lain adalah seorang DJ yang dikenalnya pada sebuah acara rave di sebuah pub. sore itu mario mendapati inka tengah fesgedebhukan dengan dj itu dan hal apapun yg dikatakan mario tak dihiraukan oleh inka, "cukup!" teriak mario, dimana teriakan ini membuat inka menoleh dengan sinis. "kita bicara atau aku pergi" kata mario lalu indri dg sok bitchy "yaw uda elo pergi aja" "Oh jadi km lebih milih fesbukan dari pada aku kekasihmu? 'ya!" hardiknya. "uda sana pergi, dasar ndheso, katrok!" puncaknya maryono pergi dg hati terobek dan yakin bahwa fesbuk telah memisahkannya dg inka...
the end of sad story that love are apart by facebook....
"princess tell me: CERPENs version
"Choi da man" CERPENs version
"Dion Code" CERPENs version
"Terhempas dalam sebuah kisah" CERPENs version
Sebuah momen pada sebuah cafe dengan view jalan kemang daerah jakarta bagian selatan tepat lima menit sebelum jam sembilan berakhir (pukul 21:50). Aku duduk di sebuah kursi rotan yang khas dengan karakter cafe sebuah brand luar negri sembari menelusuri rasa dalam hati akan pencarian jati diri.
Beberapa kali tawa kecil sepasang kekasih yang sedang memadu kasih diujung lorong menghiasi, bangku mereka berjarak hanya sepuluh langkah dari tempatku duduk sehingga turut merasa aura bujuk dan rayu mereka yang saling memuji dan menikmati atmosfir malam itu. Bagaimanapun kekonyolan mereka dengan cerita cinta yang sedang meraka perankan, dimana ada saatnya aku melakoninya membuat aku tersenyum kecut akan ingatan dimasa lalu. Betapa sejuk dan menenangkan bersama yang terkasih disisi untuk sekedar berbagi ucap meski sebatas rekaan saja. Betapa aku juga ikut terbuai dalam tali asmara yang ada untuk semakin ikut menikmati keheningan yang selama ini terpuaskan dengan film – film drama romantis yang biasa kulihat di hari minggu pagi untuk beristirahat melepas penat akibat kehidupan gerak cepat dari senin sampai sabtu.
Bangku mereka diujung jalan dengan dihiasi lampu sorot taman yang tertancap pada sebuah batu yang kira – kira terangnya hanya sekitar 40 watt saja dimana cukup untuk membuat suasanan romantis kolam ikan dengan pompa pancuran yang mengucurkan air dari bawah keatas untuk membasahi dan menciprati rumput hijau disekitar membuat pasangan itu seakan di awang – awang. Begitu manusiawinya ketika canda tawa serta rasa kasih yang telah diujung jalan harus di aktualisasikan sang pria untuk membelai wajah wanitanya dan menaruh telapak tanan sebelah kanan seutuhnya untuk menggenggam pipi kiri sang bidadari, baginya, tanpa di sutradarai mereka dengan gerak lambat bersama pohon palem yang turut bersamaku menjadi saksi menyaksikan betapa ini membuat jantung berhenti berdetak ketika sang wanita dengan blouse putih tersebut menutup mata dan menyerahkan kelembutan bibirnya untuk dipadukan dengan mulut pasangannya.
Tak ayal adegan ciuman ini berlangsung beberapa saat saja saat konsentrasiku terganggu oleh seorang eksekutif muda yang duduk berjarak dua bangku di sebelah kananku membalik halaman koran yang sedang dibacanya. Hanya karena bukan bagian dari kejadian ini, pria perlente ini seenaknya merusak momen romantisme malam itu. “Sial!” Aku berkata dalam hati. Aku pun jengkel dan memusatkan pandang sesaat ke pria tersebut dan mencoba mengamati sepintas akan motivasi pebisnis itu ada disini. Sudah jelas bahwa ia hanya mengahabiskan waktu menunggu sesorang yang tampak jelas ia merasa tak mau membuang waktu sedikitpun dengan membaca koran bagian bisnis dan keuangan sementara matanya setiap beberapa waku melirik communicator yang ditaruhnya di meja bersebelahan dengan asbak dan secangkir kopi ekspresso untuk melihat apakah ada sms masuk atau lampu gadget itu menyala yang menunjukkan ada incoming call dari seseorang yang sedang ia tunggu.
Kembali lagi ke status sebelumnya dan aku memalingkan muka dari pria intruder itu sambil menilai secara dini bahwa ia hanyalah monkey business yang kejam dan tak segan menghabisi lawan. Paling tidak itu yang tergambar dari raut wajah penuh kekuasaan dan angkuh yang seakan bisa membeli segalanya. Akupun yakin kalo ia hanya seorang yang dingin dan tak berperasaan, bisa saja itu hanya kejengkelanku saja atas apa yang telah ia lakukan. Meski firasatku oleh dukungan pegalaman hidup dalam mengamati berbagai orang di bandara yakin bahwa pria itu tak ubahnya seorang yang sukses atas dasar bisnis rekayasa pada sebuah tender bayangan dengan pejabat pemerintahan yang bersembunyi di ketiaknya. Well, meski dont judge book by its cover yg kupercaya masih saja asumsi negatif berkeliaran di pikirku. “Ah sudahlah!” akupun berusaha menyudai untuk terlibat terlalu emosional dengan pria itu dan kembali ke subjek utama malam itu yakni sepasang kekasih yang berduaan di area open door cafe tersebut layaknya lakon Romeo dan Julliet yang sedang mereka peragakan.
Tanpa disadari bahwa cappuchino yang terhidang menyeringai sebab sebatang rokok yang telah kunyalakan di awal cerita telah habis dan berubah menjadi abu rokok tanpa kuhisap sekalipun. Aku hanya keheranan ini bisa terjadi lalu memahami jika aku terlalu asyik mengamati cerita cinta malam itu. Mungkin saja aku amat kesepian dan sunyi tanpa ada yang menemani selama perjalanan dinas yang sudah kulakoni hampir sepekan di Ibu kota.
Dengan mengesampingkan semua itu, malam berlanjut dan kami, yakni sepasang kekasih dan seorang eksmud yang sedang menunggu dan membaca koran terekam dalam cahaya bulan pada lanscape sebuah taman pada out door side cafe itu. Berlanjut dan aku berusaha untuk konsen pada niatan awal untuk menulis pada sebuah notebook yang sejak awal terbuka dengan pena kesayangan hanya tergelatak sebab belum menemukan topik apapun untuk ditulis.
Setelah menyeruput kopi dalam cangkir dengan segera aku menyambar korek tokai berwarna merah muda pemberian seorang wanita paruh baya yang menemaniku mengobrol pada sebuah halte bis sembari menunggu tepat diseberang busway harmoni dua hari yang lalu masih menyisakan kisah tersendiri. Sedikit teringat akan asal muasal korek yang kemudian kuperbudak untuk menyalakan sebatang rokok yang sudah melekat di ujung mulut. Berusaha keras tuk memulai sebua tulisan namun tetap saja ada yang mengusik dan mengganggu kreasi di kepala utuk menterjemahkan segala rasa yang tetap saja membuat kecewa lembar pada notebook yang masih putih bersih tanpa coretan sedikitpun. Pena pun masih saja sebatas alat tulis yang tak berguna karena sama sekali belum tersentuh kecuali sekedar menjadi penonton akan cangkir kopi dan bungkus rokok yang beberapa kali telah kusentuh dan lebih kuperhatikan selain suasana malam itu.
Perasaan yang tidak begitu jelas dapat kurasakan hanyalah sebuah pokok bahasan semu yang terus menghinggapi aku untuk terus membiarkan aku melamun dan sibuk dengan segala bayangan tidak jelas. Semua hanya terdiam dan tak bergerak, baik pena yang menunggu dan segala kode dalam benak yang menanti untuk dipecahkan dalam sebuah tulisan. Mungkin saja aku masih terheran dan benar – benar menikmati suasana hening oleh karena adanya segala kontradiksi pada realita kehidupan ibu kota yang munkin belum bisa membuat diriku nyaman dengan segala dinamikanya.
Tak beberapa lama keheningan ini terpecah oleh kedatangan seorang wanita cantik dengan gaun merah yang sungguh memikat dan seketika aku tidak bisa menolak untuk memungkiri bahwa libido lelakiku terusik oleh si cantik bergaun merah itu. Kulitnya putih langsat dengan rambut panjang dibiarkan terurai ia melangkah dengan pantat dan dada sintal yang tersimpan pada gaun ketat untuk menghampiri pebisnis yang duduk tak jauh dari kursiku.
Lagi – lagi aku berkata. “sial!” kecemasan dan segala kegundahan dari pikiranku terbungkus pada sebuah rasa penasaran akan kehadiran wanita itu. Bukan karena aku menjadi keranjingan sebab belum pernah melihat wanita secantik dan seseksi itu sebab bagaimanapun lingkup kerja di industri pelayanan membuat ku dengan mudah bersinggungan dengan banyak wanita yang lebih seksi dan cantik. Dengan penuh percaya diri saya menyatakan pernah menemui pramugari yang jauh lebih cantik dan seksi dan lebih berarti dari sekedar wanita asing untuk diamati dan ditelanjangi karena fisiknya, namun aku mengenalnya sebagai seorang teman untuk bertukar kesedihan tatkala penerbangan mengalami penundaan.
Yang membuat pikiran terusik adalah siapa wanita cantik bergaun merah dengan pancaran wajah terlihat kalu usianya tidak lebih dari dua puluh tiga, terlihat sangat belia dan penuh manja. Sedang ia menghampiri seorang pebisnis dengan wajah kaku serta aura penuh kuasa itu. Apakah status hubungan mereka? Yang sekarang berputar – putar dikepala sembari menahan napas oleh harum tubuh wanita cantik bergaun merah itu yang terbawa angin masuk kedalam zona penciuman hidungku. Sekali lagi hanya karena jarak kami yang memang berdekatan dan bukan karena aku mencari – cari cara untuk bisa membaui harum tubuhnya namun hanya saja memang hembusan angin yang berpihak untuk membawanya kehadapanku.
Tampak jelas kalau kehadiran wanita ini tidak menjadi perhatian utama eksmud tersebut malah ia hanya memalingkan muka jenak saat si merah yang cantik ini datang dan segera memberi tatapan kesal oleha karena harus menunggu. Terdengar lirih saat sang wanita memanggil dengan sebutan pebisnis tersebut dengan “om pram”. Perbincangan yang meski lirih masih saja terdengar olehku yang dari sudut pandang mereka aku hanyalah pengunjung yang sedang menikmati suasana dengan notebook terbuka dengan pena yang masih tergeletak disebelah asbak merwarna putih tanpa logo.
“Maaf ya om pram”
to be continued.........
langkah
persetan rasa luka, persetan bimbang, harus terus berjalan meski terseok.. persetan! aq merangkak....
sesorang yang berinisial "R" . . . .
Termaktub dalam sanubari saat berdua kita memadu kasih akan sebuah harapan kebaikan arti dan bukannya sekedar mimpi. Dengan bekerja sama dan bekerja keras disela – sela kita bercanda akan betapa konyolnya hidup yang diperankan oleh seseorang saat hati tak lagi dilapisi oleh nurani dan hanya dengki.
Satu yang kuingat pasti adalah pendirianmu yang begitu kuat menatap waktu untuk terus disikapi dengan aksi tanpa kebisingan serta saling menjaga orang yang ada di sebelah kita disaat yang bersamaan. Bagaimanapun kita menghadapi sesuatu yang lebih besar dari kita semua yakni kematian sang manusiawi dalam raga mereka yang mengisi kursi – kursi penunjukkan.
Laskar penindas semakin merajalela dengan kader – kader baru yang semakin banyak dan tanpa arah, kader ambisius dan rakus akan kesengsaraan serta menghapus toleran. Sebuah barisan tanpa hati untuk menguatkan opini kita tak ubahnya hewan. Memakan atau dimakan, membunuh sebelum akhirnya juga terbunuh oleh manipulasi roda kehidupan yang tidak diatur dalam sebuah cakupan keimanan, melainkan kebutuhan saja titik. Sejauh masih menguntungkan dan tidak membahayakan maka cahaya itu tetap akan menyala.
Sebuah sinaran kecil dari sebuah lilin yang terhempas angin ke segala penjuru mata angin namun masih tetap menyala. Sebuah kesadaran akan keberlangsungan bersama, mengingat hanya ini yang dapat kita lakukan. Tidaklah mungkin sinaran itu dapat sebesar lampu petromax yang terus dipompa dengan persediaan spirtus yang melimpah. Pemilik kuasa dengan segenap tenaga terus memproduksi penindasan memanfaatkan kematian konsistensi dan harga diri. Menebar ancaman serta teror bahwasanya kita hanyalah kepingan kecil tak berarti untuk berhenti dan menyerah.
Betapa saat itu, bersama seseorang yang berinisial “R” berbagi segala cerita akan ketidakdilan yang ada. Apa yang dia makan adalah apa yang ku makan sebab kami makan dari piring yang sama untuk memudahkan apa yang ada dapat terbagi persis, separuh untuknya dan separuh untukku. Meski terkadang aku menyisipkan satu dua sendok ke bagiannya dan begitu sebaliknya.
Namun kini “sesorang” tersebut telah pergi bersama bayang – bayang antara ada dan tiada. Aku menunduk dan mengelus dada dalam keprihatinan batin yang memang bimbang dan tidaklah segamblang dulu. Seakan nyata. Apakah memang nyata? Jika tidak, mana ada mu?.
Apa kau rela membiarkan sang penguasa membalik halaman ini ?
Jika memang engkau terjatuh atau terbelenggu dalam duka maka teriaklah. Aku PASTI akan menghampiri dan menujulurkan tangan wahai sesorang yang berinisial “R”. Apakah engkau memang telah mati dan terkebiri oleh desahan sang gairah di ujung asmara, seperti yang telah dikabarkan oleh bibir yang bertautan.
Seseorang yang berinisial “R” sesungguhnya adalah Rasa... toleran, perjuangan, sepenanggungan, persaudaraan, persahabatan, kasih sayang serta cinta dalam jabat erat kebersamaan.
facebook killed friendster . . .
yup... kaboom... our friendships connection not only determined who we are in order to achieve a certain status in certain society so called up to date or go online every time. an e-mail address are no longer perfect stranger to mention now days, its a primal statement not only among the number of friends that we know, furthermore... its the tools to the world.
Friendster progress in Indonesia are quite remarkable and fantastic. an FS account have become specific parameter in all segment of age to gain personal existence in cyber activity. in the level of teenager to middle age are curious and feel passionate to make an FS account. at least this is the easiest way to get connected and well known media to keep in touch with the internet.
what about now, started 3 - 4 month ago when facebook finally know and positioned as time bomb that ready to blow at any time. the euforia it self show that there were too many number of our friends who left FS and make a new account at facebook... its amazing how the features and the site lay out attract all the guilty party of Indonesia cyber subject amuse by happening site right now so called facebook..
hehehehehe.... pity you FS.... a slight laugh on express the moment regard facebook existence around us.... this week only, as the statistic show on FS percentage movement... have decrease for about 70% and they who goes online everyday are prefer to hang out at facebook rather than FS...
"facebook has killed friendster....."