Realita dunia dalam berita
Kamu sebagaimana adanya aku dengan segala yang ada dan menjadi dasar sebagai pembeda dan penanda. Bagaimanapun manusia tercipta dengan segala karakteristiknya tanpa berusaha menolak dan menyesali akan peranan yg kita jalankan. IYA... kamu aku dan kita semua menjalankan peran masing – masing sesuai dengan apa yg telah diberikan sang pencipta (jika anda percaya).
Akan menjadi sebuah perdebatan tak berujung bila terus berkutat dengan segala argumen tentang perbedaan sudut pandang lelaki dan wanita (manusia), mengapa wanita masih saja berkutat dengan perasaan sedang pria sibuk dengan dunia ke-aku-annya. Keduanya sama. Ukuran kebenaran atas sesuatu yg kita percaya, entah itu Islam, Kristen, Budha, Hindu dan kepercayaan lainnya. Mengapa begini dan mengapa begitu, tentu inilah yg disebut dengan pebedaan, meski jelas terkandung tidak juga membuat kita semua dengan mudah dan menerima dan hidup saling hormat dan toleran dalam menjalani kisah masing – masing.
Panjang dan tak berujung tentu... segala perdebatan akan hitam dan putih segala perilaku, perbuatan serta ulah manusia dalam perjalanannya. Selalu ada pembanding serta dalil akan sesuatu untuk melebihi sesuatu sesuai dengan kepentingannya. Ini yang benar dan itu yang salah, jangan memilih jalan itu dan harus jalan yg ini serta berbagai pilihan dan kesempatan atas hak lahir manusia untuk hidup dan memenuhi kebutuhannya.
Kebutuhan akan semua hal yang tentu sesuai dengan kepentingan setiap individu dalam segi apapun itu. Setidaknya manusia tidak begitu naif ketika harus memenuhi kebutuhannya secara gamblang harus berusaha dan tak jarang bertarung dalam memperebutkan sepiring nasi.
Ujung – ujungnya duit dan urusan perut adalah realitas yg kamu dan aku setujui bersama mereka yang tak lain adalah kita semua sebagai mahluk hidup dalam bertahan dalam kerasnya kehidupan. Orang bilang hidup ini tak adil dan keras, sekeras apapun ditutupi dengan segala senyum dan suasana tentu bahwa kenyataan bahwa hidup ini begitu berharga (keras dan berarti) serta pantas untuk diperjuangkan (by Ernest hemingway) adalah apa adanya.
Kita makan saat merasa lapar, minum tatkala kehausan dan semua ekspresi disaat kita sedang merasakannya. Menangis dan bersedih saat kita kehilangan sesuatu, tertawa terbahak – bahak saat kita sedang bahagia dan bergembira. Ungkapan – ungkapan tersebut adalah bentuk nyata akan kebutuhan kita bukan.
Kehidupan sekarang ini dengan segala problema serta dinamikanya tentu tidak perlu kuceritakan sebagaimana kamu telah mengetahui dan menyadari meski hatimu berkata tidak. Keras dan penuh perjuangan agar kita mampu bertahan dan menyambung bekal dimasa depan. Oprtunis dan egois adalah manusiawi sebagaimana kau dan aku melepasny ke dunia.
Kebutuhan akan ini dan itu yang tiada habisnya memaksa kita untuk mengeluarkan tenaga guna mengaharap imbal balik tentunya. Sebagai contoh kita bekerja, kita semua tentu bekerja untuk menghasilkan sesuatu atau mencapai tujuan.
Beberapa dari kita bekerja untuk mendapat gaji yang dalam hal ini uang untuk membeli segala keperluan dan seterusnya, namun juga beberapa dari kita rela bekerja untuk sesuatu yg lain, semisal mengisi waktu dan memiliki kesibukan bahkan ada juga diantara kita yang bekerja memang secara spesifik untuk menekuni dan berkarir pada suatu bidang tertentu sesuai keahliannya.
Diantara semua kebutuhan manusia dari yg paling hakiki tersebut tentu terdapat kebutuhan yg paling mendasar yag harus terlebih dahulu dipenuhi sebelum beranjak ke tingkat kebutuhan yg lain. Sebagai contoh, bagaimana mungkin? kita membeli sebuah mobil jika untuk menutupi kebutuhan sehari hari saja serba cukup dan tidak lebih, kecuali jika itu pemberian dan sebagainya. Sehingga kebutuhan tersebut memiliki tingkat dan prioritas dalam pemenuhannya.
Ada lima kebutuhan dasar mulai dari yg tidak penting sampai yg paling penting, diantaranya :
1. Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.
3. Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
4. Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.
(Need Theory by Abraham Maslow)
Dari deskripsi diatas dapat kau dan aku (kita) pahami pahami bahwa kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang harus terlebih dulu kita penuhi terus dan terus seiring waktu untuk terus meningkat kepada tingkat kebutuhan yang tertinggi yakni kebutuhan aktualisasi diri. Pendek kata untuk dapat memuaskan suatu tingkat kebutuhan maka perlu dipenuhi kebutuhan dari tingkat yg paling bawah agar dapat menikmati kebutuhan kita secara kesuluruhan.
Sampai dimana tingkat kebutuhan anda hanya anda sendiri yang dapat mengukur, maka sejauh apa kegiatan atau pekerjaan yang anda tekuni sekarang mampu / berpotensi untuk bisa menjadi tempat anda dalam menapaki tingkat kebutuhan tentu hanya anda yg dapat menjawabnya.
Hadapi semua dinamika ini (kehidupan) bukan dengan mengeluh dan selalu bertanya kenapa? pada orang lain ataupun rumput yang bergoyang, namun hadapi dengan keinginan anda yang paling tulus / niat untuk benar – benar berusaha merubah nasib anda.
Karena tidak ada yang dapat merubah nasib anda kecuali diri anda sendiri dan selalu yakin bahwa tidak ada yg mustahil dan segala yg mustahil itu bisa terjadi (dicapai) dengan berusaha dan berdoa.
AP
regards
Kamu sebagaimana adanya aku dengan segala yang ada dan menjadi dasar sebagai pembeda dan penanda. Bagaimanapun manusia tercipta dengan segala karakteristiknya tanpa berusaha menolak dan menyesali akan peranan yg kita jalankan. IYA... kamu aku dan kita semua menjalankan peran masing – masing sesuai dengan apa yg telah diberikan sang pencipta (jika anda percaya).
Akan menjadi sebuah perdebatan tak berujung bila terus berkutat dengan segala argumen tentang perbedaan sudut pandang lelaki dan wanita (manusia), mengapa wanita masih saja berkutat dengan perasaan sedang pria sibuk dengan dunia ke-aku-annya. Keduanya sama. Ukuran kebenaran atas sesuatu yg kita percaya, entah itu Islam, Kristen, Budha, Hindu dan kepercayaan lainnya. Mengapa begini dan mengapa begitu, tentu inilah yg disebut dengan pebedaan, meski jelas terkandung tidak juga membuat kita semua dengan mudah dan menerima dan hidup saling hormat dan toleran dalam menjalani kisah masing – masing.
Panjang dan tak berujung tentu... segala perdebatan akan hitam dan putih segala perilaku, perbuatan serta ulah manusia dalam perjalanannya. Selalu ada pembanding serta dalil akan sesuatu untuk melebihi sesuatu sesuai dengan kepentingannya. Ini yang benar dan itu yang salah, jangan memilih jalan itu dan harus jalan yg ini serta berbagai pilihan dan kesempatan atas hak lahir manusia untuk hidup dan memenuhi kebutuhannya.
Kebutuhan akan semua hal yang tentu sesuai dengan kepentingan setiap individu dalam segi apapun itu. Setidaknya manusia tidak begitu naif ketika harus memenuhi kebutuhannya secara gamblang harus berusaha dan tak jarang bertarung dalam memperebutkan sepiring nasi.
Ujung – ujungnya duit dan urusan perut adalah realitas yg kamu dan aku setujui bersama mereka yang tak lain adalah kita semua sebagai mahluk hidup dalam bertahan dalam kerasnya kehidupan. Orang bilang hidup ini tak adil dan keras, sekeras apapun ditutupi dengan segala senyum dan suasana tentu bahwa kenyataan bahwa hidup ini begitu berharga (keras dan berarti) serta pantas untuk diperjuangkan (by Ernest hemingway) adalah apa adanya.
Kita makan saat merasa lapar, minum tatkala kehausan dan semua ekspresi disaat kita sedang merasakannya. Menangis dan bersedih saat kita kehilangan sesuatu, tertawa terbahak – bahak saat kita sedang bahagia dan bergembira. Ungkapan – ungkapan tersebut adalah bentuk nyata akan kebutuhan kita bukan.
Kehidupan sekarang ini dengan segala problema serta dinamikanya tentu tidak perlu kuceritakan sebagaimana kamu telah mengetahui dan menyadari meski hatimu berkata tidak. Keras dan penuh perjuangan agar kita mampu bertahan dan menyambung bekal dimasa depan. Oprtunis dan egois adalah manusiawi sebagaimana kau dan aku melepasny ke dunia.
Kebutuhan akan ini dan itu yang tiada habisnya memaksa kita untuk mengeluarkan tenaga guna mengaharap imbal balik tentunya. Sebagai contoh kita bekerja, kita semua tentu bekerja untuk menghasilkan sesuatu atau mencapai tujuan.
Beberapa dari kita bekerja untuk mendapat gaji yang dalam hal ini uang untuk membeli segala keperluan dan seterusnya, namun juga beberapa dari kita rela bekerja untuk sesuatu yg lain, semisal mengisi waktu dan memiliki kesibukan bahkan ada juga diantara kita yang bekerja memang secara spesifik untuk menekuni dan berkarir pada suatu bidang tertentu sesuai keahliannya.
Diantara semua kebutuhan manusia dari yg paling hakiki tersebut tentu terdapat kebutuhan yg paling mendasar yag harus terlebih dahulu dipenuhi sebelum beranjak ke tingkat kebutuhan yg lain. Sebagai contoh, bagaimana mungkin? kita membeli sebuah mobil jika untuk menutupi kebutuhan sehari hari saja serba cukup dan tidak lebih, kecuali jika itu pemberian dan sebagainya. Sehingga kebutuhan tersebut memiliki tingkat dan prioritas dalam pemenuhannya.
Ada lima kebutuhan dasar mulai dari yg tidak penting sampai yg paling penting, diantaranya :
1. Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.
3. Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
4. Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.
(Need Theory by Abraham Maslow)
Dari deskripsi diatas dapat kau dan aku (kita) pahami pahami bahwa kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang harus terlebih dulu kita penuhi terus dan terus seiring waktu untuk terus meningkat kepada tingkat kebutuhan yang tertinggi yakni kebutuhan aktualisasi diri. Pendek kata untuk dapat memuaskan suatu tingkat kebutuhan maka perlu dipenuhi kebutuhan dari tingkat yg paling bawah agar dapat menikmati kebutuhan kita secara kesuluruhan.
Sampai dimana tingkat kebutuhan anda hanya anda sendiri yang dapat mengukur, maka sejauh apa kegiatan atau pekerjaan yang anda tekuni sekarang mampu / berpotensi untuk bisa menjadi tempat anda dalam menapaki tingkat kebutuhan tentu hanya anda yg dapat menjawabnya.
Hadapi semua dinamika ini (kehidupan) bukan dengan mengeluh dan selalu bertanya kenapa? pada orang lain ataupun rumput yang bergoyang, namun hadapi dengan keinginan anda yang paling tulus / niat untuk benar – benar berusaha merubah nasib anda.
Karena tidak ada yang dapat merubah nasib anda kecuali diri anda sendiri dan selalu yakin bahwa tidak ada yg mustahil dan segala yg mustahil itu bisa terjadi (dicapai) dengan berusaha dan berdoa.
AP
regards
No comments:
Post a Comment
hi there... just visit, just read or just kiddin! sumonggo, its okay... dont get mad or get wet.. he...